(SMAN1Tampaksiring, MA
(SMAN1Tampaksiring, MA’TAKSU). Setiap tahun, gelombang semangat kebudayaan menyapu Provinsi Bali dengan momentum yang istimewa: Bulan Bahasa Bali. Mengutip dari laman balipost.com “Bulan Bahasa Bali merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya pelestarian, pengembangan, dan pemajuan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali, di bawah kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster sangat peduli terhadap usaha penguatan dan pemajuan Bahasa, Aksara, Sastra Bali.” Acara ini, diadakan oleh seluruh jenjang pendidikan di pulau Bali, sekaligus merupakan panggung bagi anak-anak, remaja, dan dewasa untuk memperkuat dan merayakan kekayaan bahasa dan budaya Bali yang unik.
Bulan Bahasa Bali bukan sekadar seremoni, tetapi lebih merupakan perayaan kolaborasi antar pelajar dan pihak pendidikan dalam menjaga dan mengembangkan kekayaan warisan bahasa
Bali. Dengan kegiatan yang mencakup lomba pidato, sastra, dan seni pertunjukan, Bulan Bahasa Bali menjadi panggung ekspresi kreatif dan peningkatan apresiasi terhadap bahasa dan budaya setempat.
Pada Bulan Bahasa Bali, sekolah-sekolah menjadi pusat kegiatan yang penuh semangat, dihiasi dengan ornamen tradisional, dan berlangsungnya beragam kegiatan kreatif. Lomba sastra Bali, seperti geguritan (puisi Bali), dan upacara adat menjadi daya tarik utama yang memamerkan bakat siswa dalam merajut kata-kata yang penuh makna dan indah.
Partisipasi dalam Bulan Bahasa Bali tidak hanya mencakup siswa tetapi juga melibatkan guru, orang tua, dan komunitas setempat. Ini menjadi momen untuk menciptakan kolaborasi yang kokoh antara sekolah dan masyarakat dalam upaya melestarikan dan mempromosikan penggunaan bahasa Bali di berbagai lapisan masyarakat.
Sesuai yang dikutip dari laman bondalem-buleleng.desa.id “Tujuan dari Bulan Bahasa Bali Ini dilaksanakan setiap tahunnya yaitu: Sebagai bukti nyata terhadap upaya mempertahankan dan melestarikan budaya Bali yang adi luhung yaitu Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali ke dalam bentuk sebuah kegiatan lomba Bahasa Bali.” Selain sebagai ajang kompetisi, Bulan Bahasa Bali juga menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan kreativitas. Seminar, lokakarya sastra, dan pameran seni melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai kalangan, menciptakan ruang untuk dialog dan pertukaran ide yang memperkaya pemahaman bersama akan warisan bahasa dan budaya Bali.
Dengan adanya Bulan Bahasa Bali, masyarakat di seluruh provinsi ini tidak hanya menyaksikan keberlanjutan bahasa Bali, tetapi juga mendukung upaya generasi muda dalam menghidupkan dan menjaga identitas budaya mereka. Sebagai pesta tahunan yang meriah, Bulan Bahasa Bali menjadi saksi kekayaan warisan yang terus berkembang, mengukir jejak berharga dalam perjalanan pulau Dewata menuju masa depan yang penuh kebanggaan akan jati diri budayanya. Dalam merayakan Bulan Bahasa Bali, kita dapat merenungkan kata-kata bijak yang menyiratkan makna mendalam tentang pentingnya melestarikan bahasa dan budaya. Sebagaimana dikatakan oleh Paus John Paul II, "Sebuah bangsa yang tidak tahu sejarahnya sama dengan pohon tanpa akar." Dalam konteks Bali, kita dapat menggantinya dengan "Sebuah masyarakat yang tidak memelihara bahasanya sama dengan akar yang mati."
Bulan Bahasa Bali menjadi wadah untuk merawat akar ini, untuk menjaga agar bahasa dan budaya Bali tetap hidup dan berkembang. Dalam setiap kata yang diucapkan, sastra yang dibentangkan, dan seni yang dipertunjukkan, masyarakat Bali merangkul warisan yang kaya ini sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas mereka.
Selain itu, pernyataan dari Nelson Mandela, "Jika ingin berbicara dengan saya dalam bahasa yang dikenalnya, itu adalah cara untuk hatinya; jika ingin berbicara dengan saya dalam bahasa saya, itu adalah cara untuk pikirannya." Pernyataan ini mendorong kita untuk menghargai arti mendalam dalam menggunakan bahasa asli sebagai jendela yang membuka wawasan dan pemahaman lebih dalam terhadap budaya dan cara berpikir suatu komunitas.
Bulan Bahasa Bali, dengan seluruh rangkaian acaranya, adalah upaya bersama untuk membawa masyarakat Bali ke dalam kesadaran akan pentingnya bahasa sebagai tonggak identitas dan warisan. Melalui perayaan ini, kita merangkul keanekaragaman bahasa dan memastikan bahwa generasi mendatang dapat terus mengalirkan keindahan kata-kata dalam bahasa Bali, mengukir kisah-kisah baru yang tetap terhubung dengan akar leluhur mereka. (Ina Ainun Amanah - XI 3.A)
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Garapan Cipta Karya Seni “Saraswati Natha” Membangun Karakter melalui Tarian
- Pentingnya Bulan Bahasa Bali demi Lestarinya Budaya di Bali
- TARI MASKOT SARASWATI NATHA KEANGGEN SARANA NGELESTARIANG BUDAYA BALI
- "Ngelaksanayan Kearifan Lokal: Kawentenang Bulan Bahasa Bali Risajebag Sekolahan ring Sewe
- Kawigunan Bulan Bahasa Bali Arepan Lestari Budaya ring Bali
Kembali ke Atas