• header
  • header

Selamat Datang di Website Resmi SMA NEGERI 1 TAMPAKSIRING | Terima Kasih Kunjungannya.

Pencarian

Login Member

Username:
Password :

Kontak Kami


SMA NEGERI 1 TAMPAKSIRING

NPSN : 50102082

Jl.Pucak Tegeh Manukaya Tampaksiring 80552 Telp (0361) 901957 Fax (0361) 902271


taksuinfo@gmail.com / info@sman1tampaksiring.sch.id

TLP : (0361) 901957


          

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda tentang Kurikulum Merdeka?
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
  Lihat

Statistik


Total Hits : 541844
Pengunjung : 189414
Hari ini : 53
Hits hari ini : 183
Member Online : 3
IP : 18.97.9.169
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

JUARA II TINGKAT NASIONAL GURU BERPRESTASI OLEH I WAYAN WIDIA,S.PD.,M.PD




ILMIAHKAN PENGUSIR HAMA TRADISIONAL

 

I WAYAN WIDIA,S.PD.,M.PD merupakan seorang Guru Fisika SMAN 1 Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Pria ini telah membuat karya tulis ilmiah tentang fungsi pengusur hama tradisional sebagai media pembelajaran fisika dan produk pariwisata. Diakuinya, penyusunan karya tulis ilmiah itu terinspirasi dari cara petani tradisional di Bali dalam menanggulangi hama padi di sawah. “Orangtua kita terdahulu sudah punya alat pengusir hama sebelum ditemukannya pestisida. Salah satunya untuk mengusir belalang, digunakan jenis bunyian dinamakan kepoakan,” katanya. Dikatakan, frekuensi yang dihasilkan oleh alat pengusir hama tradisional berupa kepoakan itu bisa diukur dengan aplikasi khusus. Tidak hanya itu, kekerasan suara dan alat Itu bisa diukur berupa taraf intensitas menggunakan sound meter. “Itu yang saya terapkan kepada siswa dalam proses pembelajaran fisika untuk mengukur taraf intensitas suara pada alat pengusir hama tradisional," ujarnya.

Sesuai penghitungan frekuensi suara dan taraf intensitas dari alat pengusir hama tradisional berupa kepoakan itu, katanya, dapat mengacaukan komunikasi burung atau belalang yang kerap menyerang padi. ‘Jadi, frekuensi suara yang ditimbulkan itu mengacaukan komunikasi hama, sehingga saat dibunyikan oleh petani hama itu pergi,” katanya.

Melalui karya ilmiah ini, ia berharap siswa mengetahui fungsi ilmiah dari alat tradisional yang sejak dulu digunakan oleh para petani di Bali. Selain itu, pihaknya kini juga merancang kepoakan dengan ukiran sehingga bisa dijadikan produk pariwisata. “Produk pariwisata ini belum bisa saya tunjukkan. Saya masih rancang bersama sejumlah siswa,” tegasnya.

Berkat karya tulis ilmiah ini, Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1 Tampaksiring ini meraih prestasi membanggakan. Yakni sebagai Pemenang II Guru SMA Berprestasi tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, belum lama ini. Selama seleksi tersebut, ia bersaing dengan guru guru SMA berprestasi dari 34 provinsi di Indonesia. Pria kelahiran 5 April 1972 ini diumumkan sebagai pemenang II dan menjadi salah satu bagian dari 84 guru dan tenaga kependidikan berprestasi yang berdedikasi di tingkat nasional.

 

Sumber : www.balipost.com




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas